Himpunan
Mahasiswa Islam
Ketua
|
|
Wakil Ketua
|
Asmin Nasution
|
Penulis I
|
|
Penulis II
|
Karnoto Zarkasyi
|
Bendahara I
|
Dahlan Husein
|
Bendahara II
|
Maisaroh Hilal
|
Anggota
|
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Himpunan_Mahasiswa_Islam
1. FUNGSI HMI
HMI berfungsi sebagai Organisasi
Kader (pasal 8 AD HMI)
HMI sebagai organisasi kader adalah
organisasi mahasiswa yang berorientasikan Islam yang melakukan perkaderan,
dimana seluruh aktivitas yang dilakukan pada dasarnya merupakan proses kaderisasi,
sehingga HMI berfungsi dan hanya selalu membentuk kader-kader muslim
intelektual yang profesional.
Dalam
Anggaran Dasar, Pasal 8 dikatakan bahwa "HMI berfungsi sebagai organisasi
kader". Dalam pedoman perkaderan dikatakan bahwa, Kader adalah sekelompok
orang yang terorganisir secara terus menerus dan akan menjadi tulang punggung
bagi kelompok yang lebih besar. Hal ini dijelaskan dalam ciri-ciri komulatif
seorang kader HMI, yaitu: Pertama, seorang kader bergerak dan
terbentuk dalam organisasi, mengenal aturan-aturan main organisasi dan tidak
bermain sendiri sesuai dengan selera pribadi. Dari segi nilai, aturan itu
adalah NDP, sedang dari segi operationalisasi organisasi adalah AD/ART HMI,
pedoman perkaderan, dan pedoman serta ketentuan organisasi lainnya. Kedua,
seorang kader memiliki komitmen yang terus menerus (permanen), tidak mengenal
semangat musiman, tapi utuh dan istiqomah (konsisten) dalam memperjuangkan dan
melaksanakan kebenaran. Ketiga, seorang kader memiliki bobot yang
dan kualitas sebagai tulang punggung atau kerangka yang mampu menyangga
kesatuan komunitas manusia yang lebih besar. Jadi fokus penekanan kaderisasi
adalah pada aspek kualitas. Keempat, seorang kader memiliki visi
dan perhatian yang serius dalam merespon dinamika sosial lingkungannya dan
mampu melakukansocial engineering.
Sedang
dalam Pasal 9 Anggaran dasar disebutkan "HMI berperan sebagai organisasi
perjuangan". Sebagaimana di atas, baik secara organisatoris maupun etis
adalah kewajiban bagi kader HMI untuk komit terhadap Islam dan HMI adalah
alatnya, alat perjuangan untuk mentransformasikan nilai-nilai ke-Islaman yang
membebaskan (liberation force), dan memiliki keberpihakan yang jelas
terhadap kaum miskin (dhu’afa) dan kaum tertindas (mustradzafin).
Perubahan bagi HMI merupakan keharusan, demi tercapainya idealisme ke-Islaman,
maka HMI bertekad menjadikan Islam sebagaiu doktrin yang mengarahkan pada
peradaban secara integralistik, transendental, humanis, dan inklusif. Dengan
demikian Kader-kader HMI harus berani menegakkan nilai-nilai kebenaran dan
keadilanserta prinsip-prinsip demokrasi tanpa melihat perbedaan keyakinan dan
mendorong terciptanya penghargaan Islam sebagai sumber kebenaran yang paling
hakiki.
Jelaslah
kiranya bahwa dalam rumusan tujuan HMI yang tadi kita katakan terbagi dua yakni
"insan cita" dan "masyarakat cita" secara eksplisit
berbicara tentang fungsi perkaderan dan peran perjuangan. Dan tujuan HMI tidak
akan pernah tercapai bila dalam prosesnya tidak sinambung antara keduanya. Fungsi
dan peran adalah dua sisi mata koin (two side of coin) tujuan. Bahwa
mustahil ada perubahan ke arah yang benar, kalau kesalahan berpikir masih
menjebak benak kita. maka akan terasa hambar berbicara sosial jika masalah
personal masih saja menggerogoti kita. Dalam bahasa kita sehari hari,
internalisasi dahulu baru ekternalisasi atau obyektifikasi, pengabdian
mengharap ridho-Nya.
Sumber :
http://diyanyakusa.blogspot.com/2012/03/fungsi-dan-peran-hmi.html#!/2012/03/fungsi-dan-peran-hmi.html
0 komentar:
Posting Komentar